Mengikuti Tren atau Mengikuti Syariat ? Pilihan Muslim di Dunia Maya.

0


Apa Itu Tren?

Secara sosial, tren adalah pola perilaku, gaya hidup, atau kebiasaan yang berkembang di masyarakat dalam kurun waktu tertentu, lalu diikuti oleh banyak orang. Tren dapat berupa pakaian, gaya berbicara, penggunaan teknologi, makanan, hiburan, hingga cara berpikir. Tren biasanya muncul karena pengaruh media massa, media sosial, figur publik, dan kebutuhan identitas sosial.

Dalam dunia maya (digital), tren sering lebih cepat menyebar karena adanya viral effect, sehingga sesuatu yang menarik bisa diikuti jutaan orang dalam waktu singkat.


Tren Saat Ini di Dunia Maya dan Masyarakat

Jika kita analisis, tren saat ini terbagi dua arah:

    1. Tren Positif
    • Kegiatan edukasi daring: banyak platform dakwah Islam, kajian, atau pembelajaran daring yang mudah diakses.
    • Gerakan sosial: misalnya donasi online, kampanye kemanusiaan, dan gerakan peduli lingkungan
    • Kewirausahaan digital: bisnis online membuka peluang kerja dan rezeki halal.
    2. Tren Negatif
    • Gaya hidup hedonis: pamer harta, traveling berlebihan, atau konsumsi barang mewah untuk gengsi.
    • Konten yang membuka aurat: khususnya di media sosial, banyak muslimah yang ikut tren pakaian ketat meski berhijab, atau bahkan tidak berhijab sama sekali.
    • Budaya flexing dan validasi sosial: orang merasa berharga jika mendapat banyak like, comment, atau followers.
    • Pergaulan bebas dan konten tidak bermoral: pacaran diumbar, tarian sensual (seperti tren joget TikTok), hingga candaan kasar.

Apakah Tren Bertentangan dengan Syariat Islam?

Banyak tren yang tidak sejalan dengan syariat Islam, terutama ketika melibatkan aurat, akhlak, dan budaya konsumtif.

1. Tentang Menutup Aurat
    Allah berfirman dalam QS. An-Nur: 31:

"Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman agar mereka menahan pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya..."

Namun, tren fashion saat ini sering bertentangan: jilbab hanya sebatas gaya (fashion hijab ketat, crop top, legging), bukan untuk menutup aurat sesuai syariat.


2. Tentang Gaya Hidup Berlebihan
    Rasulullah ï·º bersabda:

"Makanlah, minumlah, berpakaianlah dan bersedekahlah tanpa berlebihan dan tanpa kesombongan."
(HR. Ahmad, Ibnu Majah)

Tetapi tren flexing atau pamer kekayaan di media sosial justru menumbuhkan sifat sombong dan iri dengki.


3. Tentang Pergaulan Bebas
    Allah melarang mendekati zina dalam QS. Al-Isra: 32:

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."

Namun tren pacaran terbuka, konten mesra, hingga tarian sensual di media sosial jelas menjurus ke arah tersebut.


4. Tentang Perkataan dan Humor Kasar
    Nabi ï·º bersabda:

"Bukanlah seorang mukmin itu yang suka mencela, mengutuk, berkata keji, dan berkata kotor."
(HR. Tirmidzi)

Tetapi banyak tren berupa konten humor sarkas, makian, bahkan prank yang merendahkan orang lain.

Contoh Nyata

  • Positif: Tren belajar Al-Qur’an online via Zoom, podcast kajian Ustadz, kelas bisnis syariah.
  • Negatif: Tren joget TikTok dengan pakaian terbuka, tren pamer saldo rekening, tren prank yang merendahkan orang tua.


1. Contoh Perilaku Positif dari Tren

Perilaku ini sejalan dengan syariat Islam dan bisa membawa manfaat bagi umat.

a. Tren Pendidikan dan Dakwah Digital

  • Mengikuti kajian online di YouTube, Zoom, atau podcast Islami.
  • Membagikan kutipan ayat Al-Qur’an atau hadits di media sosial.
  • Menggunakan aplikasi Al-Qur’an, dzikir digital, atau pengingat shalat.

b. Tren Kewirausahaan dan Produktivitas

  • Membuka usaha halal berbasis online (misalnya kuliner, fesyen syar’i, kerajinan lokal).
  • Menjual produk dengan sistem dropship tanpa riba.
  • Menggunakan media sosial untuk promosi usaha kecil-kecilan.

c. Tren Gerakan Sosial dan Kemanusiaan

  • Donasi online untuk bencana alam atau pembangunan masjid.
  • Kampanye menjaga lingkungan (hemat air, tidak buang sampah sembarangan).
  • Gerakan berbagi makanan gratis di Jumat berkah.

d. Tren Gaya Hidup Islami

  • Muslimah berhijrah dengan mengenakan pakaian syar’i, bukan sekadar tren mode.
  • Remaja mulai ikut komunitas tahfidz atau halaqah Qur’an.
  • Tren menikah muda dengan niat menghindari zina (dengan persiapan matang).


2. Contoh Perilaku Negatif dari Tren

Perilaku ini bertentangan dengan syariat Islam dan berbahaya bagi moral masyarakat.

a. Tren Fashion yang Tidak Menutup Aurat

  • Hijab ketat mengikuti lekuk tubuh (jilboobs).
  • Pakaian crop top, celana ketat, atau rok mini ditampilkan di media sosial.
  • Lomba OOTD (Outfit of The Day) yang mendorong pamer gaya berlebihan.

b. Tren Hiburan Tidak Bermoral

  • Joget TikTok dengan pakaian terbuka.
  • Konten pacaran diumbar (video mesra, panggilan sayang di depan umum).
  • Musik dan tarian yang mendekati aurat dan syahwat.

c. Tren Sosial Media yang Merusak Akhlak

  • Flexing (pamer harta, kendaraan, saldo rekening).
  • Membuat konten prank yang mempermalukan orang tua atau teman.
  • Candaan kasar, makian, dan kata-kata kotor untuk viral.

d. Tren Perilaku Hedonis dan Konsumtif

  • Membeli barang branded hanya demi gengsi, bukan kebutuhan.
  • Mengikuti challenge berbahaya (makan makanan ekstrem, aksi nekat).
  • Menghabiskan waktu berjam-jam bermain game online hingga lupa shalat.

e. Tren Pergaulan yang Menyimpang

  • Pacaran bebas dengan dalih “biar ga ketinggalan zaman”.
  • Nongkrong hingga larut malam tanpa tujuan jelas.
  • Ikut budaya asing tanpa filter (misalnya gaya hidup party).


3. Landasan Islam

Islam sudah mengingatkan agar umat manusia selektif dalam meniru tren.

  • QS. Al-‘Asr (1–3) menegaskan pentingnya waktu agar tidak merugi, kecuali bagi orang beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
  • Rasulullah ï·º bersabda:
    “Akan datang suatu zaman, seseorang tidak peduli dari mana ia mendapatkan harta, apakah dari yang halal atau dari yang haram.” (HR. Bukhari)

Hadis ini cocok dengan tren flexing, gaya hidup glamor, atau bisnis online tanpa memperhatikan halal-haram.


Kesimpulan

  • Perilaku positif: menggunakan tren digital untuk dakwah, usaha halal, gerakan sosial, dan gaya hidup islami.
  • Perilaku negatif: mengikuti mode membuka aurat, flexing, pergaulan bebas, serta hiburan yang mengarah pada kemaksiatan.

➡️ Seorang muslim tidak boleh hanya ikut-ikutan tren, tetapi harus menyaringnya dengan nilai syariat Islam.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)