Perilaku yang dilarang dalam Islam dalam Fenomena Sosial dan Media Digital

0


 

Analisis Perilaku yang Dilarang dalam Islam di Kehidupan Modern dan Media Sosial

1. Ghibah (Menggunjing / Membicarakan Keburukan Orang)

  • Dalil: Allah berfirman:

    “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik.” (QS. Al-Hujurat: 12).

  • Fenomena Sosial:

    • Komentar negatif atau fitnah di media sosial.
    • Membicarakan aib orang lain di grup WhatsApp atau forum daring.
    • Konten gosip di TikTok, Instagram, atau YouTube.

2. Tabarruj (Menampakkan Aurat dan Berhias Berlebihan di Depan Non-Mahram)

  • Dalil:

    “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya…” (QS. An-Nur: 31).

  • Fenomena Sosial:

    • Muslimah menggunakan pakaian ketat atau transparan untuk konten viral.
    • Tren OOTD (outfit of the day) yang menonjolkan aurat.
    • Selfie berlebihan dengan maksud menarik perhatian lawan jenis.

3. Israf (Berlebihan dalam Gaya Hidup dan Pamer Kekayaan)

  • Dalil:

    “Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al-Isra: 27).

  • Fenomena Sosial:

    • Pamer barang mewah, mobil, atau traveling di media sosial.
    • Mengikuti tren konsumtif tanpa memperhatikan kebutuhan pokok.
    • Menghamburkan uang untuk konten challenge atau prank.

4. Namimah (Mengadu Domba dan Menyebarkan Hoaks)

  • Dalil: Rasulullah SAW bersabda:

    “Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR. Muslim).

  • Fenomena Sosial:

    • Menyebarkan berita hoaks tanpa tabayyun.
    • Membuat konten provokasi politik, agama, atau suku.
    • Perdebatan sengit di kolom komentar hingga memecah belah.

5. Riyaa (Pamer Amal / Ingin Dipuji)

  • Dalil:

    “Maka celakalah orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat riya.” (QS. Al-Ma’un: 4–6).

  • Fenomena Sosial:

    • Upload ibadah seperti sedekah, shalat, atau haji dengan tujuan pamer.
    • Membuat konten "amal" tapi bernuansa mencari popularitas.
    • Sedekah live streaming untuk mencari follower.

6. Tashwir (Konten Tidak Bermoral dan Hiburan yang Mudarat)

  • Dalil: Rasulullah SAW bersabda:

    “Sesungguhnya di antara orang yang paling keras azabnya pada hari kiamat adalah orang-orang yang membuat gambar (yang mengandung kemaksiatan).” (HR. Bukhari dan Muslim).

  • Fenomena Sosial:

    • Video joget berlebihan, vulgar, dan tidak menjaga adab.
    • Konten prank yang menyakiti orang lain.
    • Hiburan yang melalaikan dari ibadah.

7. Hasad dan Kebencian

  • Dalil: Nabi SAW bersabda:

    “Janganlah kalian saling dengki, saling membenci, saling memutuskan hubungan...” (HR. Bukhari dan Muslim).

  • Fenomena Sosial:

    • Iri terhadap kesuksesan orang lain di Instagram/TikTok.
    • Membuat komentar nyinyir pada prestasi seseorang.
    • Membandingkan hidup sendiri dengan konten orang lain hingga depresi.

8. Tidak Menjaga Lisan dan Tangan (Verbal Abuse & Cyberbullying)

  • Dalil: Rasulullah SAW bersabda:

    “Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

  • Fenomena Sosial:

    • Bullying online (ejekan, hinaan di komentar).
    • Menggunakan kata-kata kasar (toxic words).
    • Menyebar hate speech terhadap tokoh atau sesama.

9. Pergaulan Bebas dan Konten Syahwat

  • Dalil:

    “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32).

  • Fenomena Sosial:

    • Konten couple yang berlebihan di medsos.
    • Pacaran terang-terangan dengan adegan mesra.
    • Pornografi dan konten syahwat di media online.

10. Melalaikan Ibadah karena Media Sosial

  • Dalil:

    “Celakalah orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Ma’un: 4–5).

  • Fenomena Sosial:

    • Sibuk bermain gadget hingga lupa shalat.
    • Scroll media sosial saat adzan berkumandang.
    • Mengutamakan konten daripada ibadah.

Penutup: Solusi dan Hikmah

  1. Tabayyun (klarifikasi) sebelum menyebarkan informasi.
  2. Filter konten yang dikonsumsi maupun dibuat.
  3. Ingat bahwa Allah Maha Melihat, sehingga setiap postingan tercatat.
  4. Gunakan media sosial sebagai ladang amal, misalnya dakwah, berbagi ilmu, dan inspirasi positif.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)