Tren Pakaian Muslimah Saat Ini

0

 


1) Lanskap umum: modest fashion makin arus utama

  • Secara global, belanja konsumen muslim untuk sektor gaya hidup halal—including modest fashion—terus tumbuh; laporan DinarStandard 2024/25 mencatat pengeluaran muslim 2023 di berbagai sektor halal mencapai USD 2,43 triliun dan diproyeksikan naik lagi. Ini menandakan pasar dan visibilitas modest fashion makin besar, tidak hanya di negara mayoritas muslim. DinarStandardHyphen
  • Di Eropa/UK pun, modest fashion kian “mainstream” meski ada resistensi politik; permintaan tetap naik didorong konsumen muslim dan non-muslim, serta kampanye brand besar dan influencer. Ini relevan karena konten global mudah “nyangkut” ke timeline Indonesia. The Guardian

2) Mengapa gaya di marketplace & selebgram cepat ditiru?
  • Arsitektur platform mendorong visual yang catchy: try-on, before–after, transisi outfit. Algoritma memihak konten yang memicu klik/komentar—seringkali gaya yang lebih “statement” ketimbang yang polos.
  • Live-commerce mempercepat siklus tren; di Indonesia, meski sempat ada larangan social-commerce (2023), aktivitas belanja via ekosistem TikTok kembali lewat integrasi dengan Tokopedia pada 2023–2024. Dampaknya: model yang tampil di live cepat sekali menyebar dan ditiru. Reuters+3Reuters+3Reuters+3
  • Dari sisi budaya, riset tentang Hijabers Indonesia menunjukkan busana menjadi medium negosiasi identitas: saleh–modern, pious–stylish, serta arena pembentukan “selera” komunitas. Ini menjelaskan kenapa gaya selebgram mudah jadi rujukan norma berpakaian kelompok. SAGE JournalsUniversity of Colorado Boulder

3) Apakah banyak model yang sesuai syariat?

Spektrumnya lebar—dari yang sangat sesuai sampai yang sekadar “modest-inspired” namun tidak memenuhi kaidah. Secara garis besar di etalase marketplace & feed selebgram kita temukan tiga klaster:

  1. Syar’i penuh
    Gamis/abaya longgar menyapu mata kaki, khimar menutup dada & punggung, bahan tebal/tidak menerawang, potongan tidak membentuk lekuk. Ini paling dekat dengan standar fiqh klasik.
  2. Modest-casual
    Tunik longgar + kulot/rok, pashmina yang menutup leher & dada, layering manset + outer panjang. Banyak yang bisa sesuai syariat jika kriteria longgar–tebal–tidak menarik perhatian berlebihan terpenuhi.
  3. Modest-inspired tetapi tidak memenuhi syariat
    Potongan ketat (legging/celana pensil tanpa menutup lekuk), crop/pendek, bahan tipis/berkilau yang menerawang, hijab yang menampakkan leher/dada, atau styling yang bertujuan menonjolkan siluet tubuh. Kategori ini sering viral karena estetik platform, namun dari sudut syariat cenderung kurang tepat.

Intinya: ada banyak pilihan yang sesuai syariat, tetapi “yang paling terlihat” di platform kerap bukan yang paling memenuhi kaidah—karena logika algoritma dan estetika komersial.

4) Ringkas kaidah syariat berpakaian (untuk awam tapi akurat)

Untuk muslimah (ringkas):

  • Menutup aurat: mayoritas ulama mewajibkan seluruh tubuh selain wajah & telapak tangan (terdapat khilaf pada detail). (QS An-Nur 24:31, Al-Ahzab 33:59).
  • Tidak transparan dan tidak ketat (menampakkan lekuk). Hadis Asmā’ binti Abu Bakar r.a. (Sunan Abī Dāwūd 4104) sering dijadikan rujukan batas minimal tampilan luar.
  • Tidak tabarruj (tidak berlebihan untuk menarik perhatian) dan tidak menyerupai pakaian lawan jenis. (QS Al-Ahzab 33:33; hadis larangan tasyabbuh).

Untuk muslim:

  • Aurat antara pusar–lutut, pakaian layak (tidak tipis/ketat), menjaga kehormatan, menjauhi tasyabbuh dengan gaya yang khas lawan jenis.

Prinsip praktis: (a) menutup aurat, (b) longgar, (c) tidak menerawang, (d) tidak berlebihan menarik perhatian, (e) niat menjaga kehormatan & adab.

5) Cara menanggapi tren & menjaga penampilan agar sesuai syariat

A. “Checklist 15 detik” sebelum keluar rumah

  1. Aurat tertutup (dada & punggung aman saat membungkuk/bergerak).
  2. Jatuh kain longgar—tidak membentuk lekuk ketika berjalan/duduk.
  3. Opacity: uji dengan senter/flash; jika bayangan kulit terlihat, tambah inner/layer.
  4. Panjang: atasan menutup panggul, rok/celana tidak membentuk kontur.
  5. Aksesoris & warna: wajar; hindari yang menyolok untuk “showing off”.

B. Strategi belanja di marketplace (Shopee/TikTok Shop)

  • Gunakan kata kunci: “gamis syar’i,” “khimar panjang,” “inner manset,” “outer panjang,” “bahan tebal,” “non-see through.”
  • Baca size chart: pilih potongan plus 1–2 ukuran agar tetap longgar.
  • Cek review foto nyata di berbagai ukuran tubuh.
  • Prioritaskan bahan: woolpeach, moss crepe tebal, katun twill, ceruty premium berlapis—umumnya lebih tidak menerawang.
  • Siapkan wardrobe kapsul syar’i: 2–3 gamis netral, 2 outer panjang, 3 khimar/bergo panjang, 2 rok A-line, 1–2 manset—mudah di-mix & tetap syar’i.

C. Mengelola algoritma dan efek selebgram

  • Kurasi feed: unfollow akun yang memicu tabarruj/impulse buying; follow brand/da’i yang menekankan kesantunan.
  • Terapkan aturan pribadi: “lihat ide styling → sesuaikan dengan kaidah (tambah layer/panjangkan hem) → baru beli jika perlu.”
  • Ingat: viral ≠ layak syar’i. Algoritma mempromosikan konten menarik perhatian, bukan konten paling taat kaidah. (Kembalikan rujukan ke poin-poin syariat di atas serta literatur modest fashion). SAGE JournalsUniversity of Colorado Boulderbloomsbury.com

D. Etika menampilkan OOTD

  • Niat berbagi inspirasi yang memudahkan orang lain taat, bukan pamer.
  • Pilih framing foto yang menjaga adab (hindari pose/sudut yang menonjolkan lekuk).
  • Cantumkan detail syar’i (panjang baju, jenis bahan, layering) agar edukatif.

1. Bentuk pakaian yang paling sering muncul di TikTok

Berdasarkan pengamatan tren konten fesyen muslimah di TikTok, mayoritas outfit yang di-share memiliki pola sebagai berikut:

  1. Hijab pashmina atau segi empat simpel
    – Sering kali dikenakan dengan cara draping (melilit longgar), kadang menampakkan leher bagian samping atau bentuk dada.
    – Jarang menggunakan khimar panjang.

  2. Atasan oversized / tunik
    – Banyak dipadukan dengan celana kulot, straight pants, atau bahkan celana jeans.
    – Oversized terlihat longgar, tetapi karena dipadukan dengan bawahan ketat (skinny jeans, legging), lekuk tubuh tetap terlihat.

  3. Dress midi atau gamis modern
    – Dipadukan dengan outer, rompi, atau cardigan.
    – Namun panjang dress kadang hanya sebatas betis, sehingga menampakkan kaki jika tidak dilapisi kaus kaki.

  4. Warna dan motif
    – Dominan warna pastel, earth tone, atau monokrom, mengikuti estetika “korean look” atau “clean girl look”.
    – Motif lebih minimalis, tetapi aksesoris (tas, sepatu, kacamata) menonjolkan gaya modis.

  5. OOTD gaya “mix and match”
    – Ada kombinasi crop top atau blouse pendek, lalu ditutup dengan outer panjang.
    – Kadang menimbulkan kesan “layering stylish” tetapi tetap memperlihatkan bentuk tubuh.


2. Analisis kesesuaian dengan syariat

Jika ditimbang dengan kaidah berpakaian syar’i (menutup aurat, longgar, tidak transparan, tidak menyerupai lawan jenis, tidak berlebihan):

Yang mendekati sesuai syariat

  • Gamis panjang dengan potongan lurus (A-line) + hijab menutup dada.
  • Tunik longgar dipadu kulot lebar (bukan skinny jeans).
  • Bahan tebal dan tidak menerawang.
  • Warna sederhana yang tidak berlebihan menarik perhatian.

Yang kurang sesuai syariat

  • Hijab pashmina yang tipis/transparan, atau model lilit yang menampakkan leher/dada.
  • Bawahan ketat (legging, skinny jeans) walau ditutup tunik.
  • Dress midi (selutut/di atas mata kaki) tanpa pelapis.
  • Atasan crop meski dilapisi outer, karena gerakan tertentu tetap bisa memperlihatkan aurat.
  • Gaya styling yang terlalu menekankan siluet tubuh (misalnya mengikat outer atau menggunakan belt ketat).


3. Pendapat sosial–agama
  • Secara sosial, gaya ini muncul karena dorongan estetika TikTok: algoritma lebih “mengangkat” outfit yang eye-catching, fashionable, dan relatable bagi anak muda.
  • Secara syariat, banyak outfit yang terinspirasi hijab tetapi belum memenuhi kriteria “hijab syar’i”. Ada percampuran antara niat tampil sopan dan tuntutan tren modis.
  • Fenomena ini bisa dipahami sebagai bentuk pencarian identitas anak muda muslimah: mereka ingin tetap tampil Islami sekaligus modern. Namun seringkali batas syariat terabaikan karena dominannya standar estetika media sosial.


4. Bagaimana menanggapi?
  • Bijak menilai: jangan serta-merta menyalahkan, tapi pahami bahwa ini proses sosialisasi gaya berpakaian di kalangan remaja.
  • Edukasi perlahan: dengan konten alternatif—OOTD yang stylish dan sesuai syariat (gamis modern, khimar simpel tapi menutup dada, kulot longgar, outer panjang).
  • Filter konten pribadi: jika merasa terpengaruh tren yang kurang sesuai, bisa mengkurasi akun yang diikuti.
  • Niat & tujuan: ingat bahwa pakaian bukan sekadar gaya, tapi ibadah dan identitas muslimah.


6) Kesimpulan

  • Tren pakaian muslim di era Shopee/TikTok Shop dan selebgram bergerak cepat dan sangat visual. Ada banyak opsi yang sesuai syariat Islam, namun yang paling tampak di timeline sering berada di zona “modest-inspired” yang butuh penyesuaian agar memenuhi kaidah.
  • Dengan memahami prinsip syariat, melek cara kerja platform, serta strategi belanja & styling yang tepat, kita bisa tetap tampil rapi, modern, dan sesuai tuntunan.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)